Menghadapi Guru Robot, Tak Perlu Repot
Doc. Google |
“Teknologi diciptakan bukanlah untuk menyaingi manusia, tetapi sebenarnya ia hadir untuk membantu dan memudahkan tugas manusia sebagai penciptanya”
By : Ainur Rochmah
Saat ini perkembangan zaman dapat kita lihat melalui kecanggihan dari teknologi. dari tahun ke tahun manusia menunjukkan eksistensinya melalui teknologi yang telah ia buat, manusia membuat teknologi tak lain untuk mempermudah pekerjaan dan kegiatan manusia sehari-hari. Namun, apa jadinya jika kemajuan dari teknologi justru mengancam pekerjaan dari manusia itu sendiri. Contohnya isu yang saat ini sedang beredar khususnya dalam dunia pendidikan, yaitu munculnya “Guru Robot” yang gempar dan telah digunakan oleh beberapa Negara seperti korea, jepang dll.
Selain itu, mengapa keberadaan guru robot menjadi perbincangan dalam dunia pendidikan saat ini?, hal ini terkait tentang ucapan Anthony Seldon pakar pendidikan Inggris bahwa “ dalam waktu 10 tahun, peran guru tidak akan lagi dipegang oleh manusia, melainkan robot-robot cerdas yang menginspirasi”. Seldon mengungkapkan pendapat tersebut di Festival Sains Inggris pada September 2017 lalu.
Dari ungkapan seldon, ia memperkirakan bahwa posisi guru akan terancam dan bahkan digantikan oleh adanya guru robot. Karena dapat kita lihat pada zaman sekarang saja , para siswa tidak bisa jauh dari kata teknologi khususnya smartphone yang sejak kecil telah melekat dalam kehidupan generasi muda saat ini . Tentu para siswa menilai bahwa guru robot lebih maju, keren dan para siswa akan lebih tertarik menggunakan guru robot dibandingkan guru seperti biasanya.
Akan tetapi, pendapat itu tidak serta merta bisa kita jadikan pedoman secara keseluruhan. Mungkin guru robot dapat menggantikan peran guru sebagai pemberi pengetahuan umum kepada siswa. Namun, pada kenyataannya guru robot tidak dapat mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa. Karena siswa tidak hanya memerlukan pengetahuan umum untuk menjalani kehidupannya, siswa juga memerlukan pendidikan karakter untuk penyempurnaan diri. Didalam pendidikan karakter guru akan mengajarkan siswa tentang menanam kebiasaan yang baik dalam kehidupannya untuk membentuk karakter setiap siswa.
Di Indonesia sendiri, termuat dalam Pasal 3 UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyebutkan: “ Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membantu watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi , peserta didik agar menjadi manusia yang beriman yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Tentu dari pasal yang telah dibuat tersebut, pendidikan karakter menjadi rujukan dalam pelaksanaan belajar serta mengajar yang ada dalam negara idonesia. Dan pendidikan karakter hanya bisa diajarkan oleh manusia atau guru bukan guru robot.
Di lansir dari Tempo.co Presiden Joko widodo atau Jokowi dalam sambutannya di acara puncak hari ulang tahun ke-72 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Sabtu, 2 Desember 2017, juga menuturkan “ Kalau ada pendapat yang mengatakan robot canggih dapat menggantikan guru, saya katakan tidak, Guru tidak akan pernah bisa tergantikan”. Karena menurutnya robot canggih mugkin dapat menjawab berbagai kebutuhan dan menjawab pengetahuan apa saja, tetapi tidak dapat menggantikan guru. Sebab, kata jokowi, guru menjalankan tugas protefik, mengemban peradaban dengan menggali, menyadarkan, menggerakkan jiwa peserta didik kepada kebenaran dan kebaikan sehingga membentuk karakter.
Disepakati atau tidak, hadirnya guru robot di Indonesia. Kecanggihan teknologi itu telah tiba dan tidak menutup kemungkinan bahwa kemajuan zaman di masa yang akan datang setiap negara diprediksi akan menggunakan guru robot dalam pelaksanaan pendidikannya. Dan tentu pada masa itu, Indonesia juga harus menggunakan guru robot sebagai pengiring arus kemajuan dunia agar bisa kompetitif dan tidak tertinggal dengan negara-negara lain. Terkait hal itu, tidak berarti guru ditinggalkan dan beralih ke guru robot, guru juga tetap menjadi pengajar siswa dalam segala aspek. Lalu, bagaimana agar guru tidak tertinggal dan digantikan posisinya oleh guru robot ?, sudah seyogyanya guru sadar dan berusaha meningkatkan potensi dirinya dengan mengikuti perkembangan teknologi dari masa kemasa. Itu dilakukan agar kualitas pendidikan khususya di Indonesia semakin bermutu.
Guru robot bisa berkolaborasi dengan guru manusia, guru robot hanya digunakan sebagai pelengkap atau penunjang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Dan guru tetap menjadi aspek utama dalam mengajarkan berbagai hal kepada siswa. Jika dari keduanya dapat dimanfaat kan secara maksimal. Maka pendidikan di Indonesia akan mengalami peningkatan yang sangat pesat dan generasi muda Indonesia akan menjadi generasi emas yang membawa Indonesia ke dalam masa kejayaan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar