Senyum Kemarin
Senyum itu merekah tulus di hadapan manusia manusia bermata polos. Tarikan sudut bibirnya melengkung sempurna bak tergambar setengah dari sudut penuh lingkaran. Indah, kata itu cukup menceritakan suasana siang ini. Lengkungan senyum wanita berkerudung hitam tak kunjung meredup dengan sorot matanya yang terlihat tulus.
Aselia namanya, pemilik senyum manis yang sedari tadi hadir di
tengah-tengah kumpulan muda-mudi ini. Suasana sejak awal masih tetep sama
hingga hingga berubah hening saat satu dari mereka memutuskan untuk balik.
Kenangan itu seketika terlintas saat Asel datang ke warung sederhana tempatnya
dulu berkumpul bersama kawan sekolahnya.
"Apa kabar mereka sekarang?", tanya Asel pada Helen, salah
satu teman yang menemaninya kali ini.
" Sejujurnya akupun tidak tahu karena aku sudah tidak lagi
berhubungan dengan mereka setelah lulus", jawab helen menghampiri Asel.
Momen itu masih hangat terlintas di benak dan pikiran Asel, ketika
ia pulang bersama kawannya kemudian menuju tongkrongan favoritnya membahas
cerita random hingga sore tiba.
" Rasanya baru kemarin kita berkumpul disini dan sekarang aku
sangat merindukan tas anggi yang penuh dengan gantungan anime", ucap Asel
diselingi tawa kecil.
"Iya benar, tas itu benar benar sangat menganggu
pemandangan", jawab Helen yang juga tertawa tipis.
Bila dipikir saat itu adalah salah satu waktu terbaik dalam hidup
Asel. Muda, bebas, dan berani. Ia melakukan segalanya tanpa takut dengan
resiko, yang terpikir hanya bagaimana caranya agar ia bersama teman-teman dapat
tetap bersenang-senang ketika sore tiba, bisa mengambil mangga milik pak Dadang
yang memiliki anjing galak kemudian berlari kencang agar tidak tergigit
olehnya.
Dan sekarang semua itu sudah menjadi kenangan berharga, juga
menjadi bagian dari cerita hidup Asel. Sekuat apapun ia mencoba kembali ke masa
itu tak akan berhasil karena telah lewat dan hanya terjadi sekali. Namun Asel
tak bisa memungkiri jika ia sangat merindukan masa-masa yang telah lalu.
" aku harap kita bisa berkumpul lagi suatu saat", ucap Asel lirih sebelum meninggalkan warung sederhana itu.
(Risca Dwi Anggraini)
Tidak ada komentar
Posting Komentar