Keluh Kesah Mahasiswa di Balik Debut Kampus Baru
Rabu (6/7/2022), Kampus Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel (UINSA) terletak di perbatasan kota Surabaya dan Sidoarjo. Kampus
ini miliki ciri khas gedung kembar tinggi menjulang yang terlihat di seberang
jalan utama Kota Surabaya. Mahasiswa akrab sebut gedung kembar dengan istilah Twin
Tower. Sejak awal berdiri, UINSA miliki satu kampus terletak di Jalan Ahmad
Yani No. 117 Surabaya. Namun, belakangan ini UINSA mulai kepakkan sayap menambah
kampus baru terletak di kawasan Gunung Anyar Surabaya.
Bangunan megah berdiri di seberang jalan tol tampakkan
keindahan esensi Kampus II UINSA Surabaya. Berbagai ornamen artistik hiasi
setiap sudut bangunan. Nuansa modern mulai terasa tatkala masuki area kampus.
Untuk kali pertama, semester genap tahun ajaran 2021-2022 menjadi penanda debut
Kampus II UINSA mulai beroperasi sebagai lembaga pendidikan. Setidaknya ada dua
fakultas beruntung karena jadi yang pertama cicipi kampus baru, yaitu Fakultas
Psikologi dan Kesehatan (FPK) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Dewi, Dian, dan Risa adalah segelintir mahasiswa yang berkesempatan menjajal fakultas
di kampus anyar.
Dibalik megahnya bangunan kampus baru, nyatanya
ada beberapa celah yang menjadi keluhan dari beberapa mahasiswa. Kurangnya
berbagai fasilitas jadi hal yang perlu diperhatikan mengenai kesiapan operasional Kampus II UINSA.
“Disini jarang banget ada makanan, kalau mau makan harus keluar naik motor”, keluh
Dewi. Keluhan Dewi tunjukkan belum adanya kantin yang ada di area kampus baru.
“Minta tolong disediain lahan buat beli makanan”, imbuhnya.
Selain fasilitas makanan, beberapa sarana
prasarana lain juga belum beroperasi di Kampus II UINSA, seperti perpustakaan
dan fasilitas kesehatan. Risa dan Dian nilai keberadaan perpustakaan dan
fasilitas kesehatan merupakan hal penting karena berhubungan erat dengan mahasiswa.
“Fasilitas kesehatan yang sangat jauh dari kampus. Di sini katanya ada, tapi gak
pernah ada yang buka”, ujar Risa. “Perpustakaan belum dioperasikan”, tambah
Dian.
Keterbatasan fasilitas yang ada tak membuat
mahasiswa pasrah akan keadaan. Mereka berinovasi guna tutupi kekurangan yang
belum terpenuhi. Salah satunya, beberapa mahasiswa membuka lapangan usaha
dengan berjualan makanan. Selain membantu untuk ringankan beban mahasiswa yang
lain, berjualan makanan juga menambah pundi-pundi rupiah guna memenuhi
kebutuhan lain. Selain usaha perseorangan, ada pula usaha yang beroperasi secara
kelompok. “Ada beberapa teman yang jualan, malah ada yang buka kantin kelas”, beber
Risa
Beberapa fasilitas yang belum beroperasi
menandakan Kampus II UINSA belum sepenuhnya rampung dibangun. Lalu lalang
kendaraan proyek menjadi pemandangan sehari-hari mahasiswa. Tatkala kelas
reguler berlangsung, disaat itu pula aktivitas pembangunan turut berjalan.
Meski begitu, Risa mengaku tidak terganggu dengan aktivitas kelas yang
berbarengan dengan jalannya proyek. “Kalo buat proses pembelajaran nggak ngganggu,
soalnya di dalam ruangan nggak terlalu denger”, ungkapnya. Mereka berharap
segala keterbatasan yang dialami mahasiswa pada debut semester perdana kampus
baru dapat diatasi pada semester berikutnya. Sehingga mahasiswa bisa menuntut
ilmu dengan nyaman dan terpenuhi kebutuhannya.
(RR)
Tidak ada komentar
Posting Komentar